Selasa, 28 Agustus 2012

Thoharoh

وأما الطهارة في اصطلاح الفقهاء فهي رفع حدث أو إزالة نجس Thoharoh menurut istilah para ahli fiqih adalah mengangkat atau menghilangkan najis Allah menyukai orang yang menyucikan diri artinya Allah memuji orang yang berwudhu atau mandi atau istinja' atau mencuci pakaian atau mengepel lantai, atau menyapu rumah, dan sebagainya dalam jangkauan fiqih Sedangkan ranah tasawwuf akan lebih melihat pada kebersihan jiwa dan ruhani. Fiqih mengatur lahiriahnya sedangkan tasawwuf mengatur bathiniahnya. Cukupkah dengan salah satunya? Ketika manusia tidak memiliki aspek bathiniyah, maka cukuplah membersihkan aspek lahir saja. Tapi apakah ada? ada yaitu bayi bayi yang belum tamyiz, mereka tidak perlu melakukan thoharoh bathin, cukup diceboki, diberi pakaian yang bersih, bathinnya sudah bersih, karena nggak ada bayi yang hasud, riya', ujub, dll Ketika manusia tidak memiliki lahiriyah, maka tak perlu wudhu, tak perlu mandi. Apakah manusia seeperti itu ada? Ada yaitu mereka yang sudah di alam nafsani seperti bangsa jin. Jin itu sama seperti manusia, hanyha saja jin tidak punya jasmaniah. Ada satu lagi golongan yang tidak perlu repot repot bersuci tapi disucikan, siapakah itu? yaitu al muthohharun yang bisa menyentuh inti alqur'an.

Senin, 19 Maret 2012

Seminar Tasawwuf PMII Wahid Hasyim UNNES

http://www.4shared.com/mp3/sm5Kx7mJ/seminar_tasawwuf_pmii_1.html?

http://www.4shared.com/mp3/8krp5JNR/seminar_tasawwuf_pmii_3.html?

Selasa, 07 Februari 2012

Rosululloh Juga Terguncang

Iman kita mengatakan bahwa Rosululloh adalah duta Allah
Beliau diberikan ilmu yang tak terhingga
Mengetahui segala asma, segala bahasa, segala akwan, dan segala yang tak dimiliki yang lainnya.
Duta adalah orang yang paling tahu tentang yang diwakilinya.
Mengetahui segala yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi.
Tetapi ketika menjalani kejadian itu, maka basyariahnya tetap basyarun mitslukum.
Ketika ada yang menusuk maka berdarah,
ketika ada yang menyakiti maka tetap kesakitan,
Ketika dikhianati tetap bersedih,
Ketika yang dicintai disakiti tetap merasa sakit,
Ketika Aisyah difitnah, tetap sakit dan mengurung diri, dan bahagia ketika fitnah itu dihapuskan oleh Allah.
Tahu memang tahu, tetapi bukan berarti tidak merasakan.

Senin, 30 Januari 2012

Al Yauma

Menunggu adalah hal yang membosankan. Apalagi kalau menunggu yang namanya kematian. Lebih menyayat dari kematian itu sendiri. Vonis telah terbaca, bahwa umurnya tinggal menunggu hari. Menuju syahid di tiang gantungan, atau keburu disergap ketakutan dan kafir. Itulah dua pertanyaan yang sedang mengoyak-ngoyak dada seorang tawanan perang. Amir Al-adalah, seorang aktifis jihad di bumi tiran Palestina. Sesekali dia berani untuk menantang mati. Sesekali pula nyalinya ciut membayangkan kejamnya tiang gantungan. Apa yang dia lakukan selama ini tak kalah heroik dengan pejuang pejuang lainnya. Dia kokang senjata dan lari menyerbu maju menuju barisan tentara isra'el dengan membabi buta, tak kenal takut, atau bahkan berpikir mundur. Dalam pikirannya, dia sekaligus ingin menjemput syahid daripada hidup diinjak injak harga dirinya, diusir usir seperti ternak yang bodoh. Tapi bukan kematian yang ia dapatkan, melainkan penyergapan tiba tiba yang membuat dia tak sampai melawan. Akhirnya, dia tak kunjung pula menemukan kesyahidan. Setiap hari dicecar introgasi dan penyiksaan. Kadang terlintas ingin berontak melawan dan mati seketika. Tetapi luka luka yang dia alami menyudutkan dirinya pada sebuah kesimpulan tentang betapa dahsyatnya rasa sakit. Suatu ketika dia dicelup kedalam bak air dan hampir hampir mati kehabisan nafas. Rasa panas, sesak dan sakit di dada karena gagal nafas saat itu membuatnya trauma dan menjadikan dirinya sangat takut dengan tiang gantungan. Dibayangkan kejadian yang akan dia alami, betapa nanti ia harus melepaskan nyawa dengan beberapa saat meregang dan tak mampu menghirup udara. "Akankah aku setangguh itu bisa menghadapi kematianku?" hatinya berulang ulang menanyakan dengan pertanyaan yang sama.



Tinggal satu hari lagi. Besok lusa sudah harus ada keputusan. Akankah dia menjadi syahid atau penghianat agamanya. Untuk menguatkan keyakinannya maka dibayangkannya segala bentuk kezaliman Isra'el terhadap kaum dan keluarganya. Bagaimana gurunya, seorang syekh mutashowwif yang saleh, digelimpangkan tubuhnya di masjid yang suci, dan disembelih di depan matanya. "Oh guruku" dia menghela nafas. Terlintas juga adiknya yang kecil di pangkuan ayahnya yang harus menghembuskan nyawa berdua dalam penyerbuan yang keji dan biadap. "Bapak! Adik!" dia meneteskan air mata. Kini cukup tegar baginya untuk menghadapi tiang gantungan. Apalah artinya sakit yang sekejap dibanding durhaka pada orang tua dan berkhianat pada kebenaran yang diyakininya.



Tetapi bayangan penyiksaan muncul lagi. Oksigen yang begitu segar dipaksa berhenti untuk menyuplai nafasnya. Dia membayangkan tali yang mengikat lehernya. Tali itu begitu kuat dan semakin kuat. Dia meronta ronta. Matanya tak sanggup untuk melihat sekeliling. Lehernya semakin tercekik, dan nafas begitu berat lalu seketika berhenti. Dia kelojotan ingin sebuah pembebasan. Ingin berharap secepatnya mati. Tetapi kesadarn masih tetap dia rasakan disertai panas yang membakar paru parunya. "Tuhaaaaaan... aku tak sanggup!" dia berteriak dengan penuh cucuran keringat.



Akhirnya dia sholat dua rokaat. Dan sujud penuh tawakkal. Diserahkan semuanya. Tentang kuat atau tidak kuat. Tentang iman atau kufur. Tentang syahid atau murtad. "La haula wala quwwata illa billah". Dia melihat gurunya datang. Seakan dia lupa bahwa gurunya itu sudah mati disembelih oleh mereka. Dia dituntun oleh gurunya itu untuk naik ke sebuah istana. "Lihatlah ayahmu, adikmu, ibumu.." gurunya berkata. Dia melihat mereka dengan penuh senyum dan damai. Sekarang lihatlah di sana. Ternyata dia telah melihat wujudnya sendiri tergantung di tiang gantungan. "Sudah berapa lama aku di sini?" dia heran dan bertanya. Ada salam yang menggema "salamun qoulan mir robbirrohim....

Senin, 26 Desember 2011

Status Facebook ku

makanannya amal
minumannya ilmu
lipstiknya perkataan yang baik
kacamatanya bertasbih
busananya tauhid syuhd musyahadah
sangunya taqwa

berangkat menuju Allah
di jalan banyak copet

copetnya adalah segala bentuk kemaksiyatan lahir maupun bathin




Syahidallahu annahu laa ilaha illa huwa Allah dzat yang bersyahadat akan Ketauhidan diriNya
Dzat yang hidup mentereng tak pernah rapuh
Yang tidak mengusiknya rasa pudar dan terlena
Wasi'a kursiyyuhu yang tak terbingkai oleh apapun samawat ataupun ardh

Begitu...aku masih menganggapmu atom atau bahkan Engkau tak ada
Aku meng-atheiskan diriku
Padahal Engkau tak butuh tauhidku






Berdo'a untuk tidak berdo'a. Seperti do'a yang diucapkan dalam duduk di antara dua sujud. Meskipun redaksi yang diucapkan adalah permintaan tapi musholli sering tidak merasa meminta karena dia menganggap bahwa bacaan itu adalah dzikir sebagai ibadah, dan begitulah yang memang seharusnya. Do'a orang yang merasa punya kekuatan meminta, merasa bisa mempengaruhi Tuhan, pasti akan tertolak.
Like · · Share · December 16 at 10:17pm





Pertamane ikhlas biso dadi ora ikhlas, pertamane ora ikhlas biso dadi ikhlas. Pertamane cinta biso dadi eneg, pertamane eneg biso dadi cinta. Pertamane apik biso dadi mbedut, pertamane mbedut biso dadi apik

Allahummakhtim bi khusnil khitam
Like · · Share · December 14 at 5:18am



Orang kalau mabuk dunia, meski ditutup tutupi dengan seolah olah zuhud, pasti dalam adegan tertentu akan konangan. Apalagi yang jelas jelas mengumbar, mabuk kepayang ora ketulungan dan pasti memalukan. Seperti orang tua yang malu dengan perilakunya sendiri ketika mengingat dirinya masih kecil
Like · · Share · December 13 at 5:00am

Meraung di sudut ruang kesunyian yang meluruhkan riang, terseduh kesedihan yang tak berkesudahan, mata hati mati, luka yang berlaku masih mengurai liku liku menuju kedewasaan? Sampai nanti akan kuhirup harap yang kususun dengan huruf huruf meratap.
Like · · Share · December 11 at 5:13am


Kyai Romli Mursyid Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Rejoso
Diteruskan oleh Kyai Musta'in (putra), Kyai Usman, dll....
Kyai Musta'in Masuk Golkar
Kyai Adlan Cukir (PPP) mufaroqoh dan mengambil bai'at lagi ke kyai Muslih Mranggen
Sebagian jamaah ke kyai Usman (Surabaya) yang netral
Rejoso dilanjutkan oleh Kyai Rifa' (adik Kyai Musta'in)
Surabaya oleh kyai Asrori dan menjadi besar

Kesimpulan:
Thoriqoh tidak cocok berpolitik
Like · · Share · December 9 at 7:09am


ne' ora doyan yo rasah dipangan, yen ora nduwe duwit yo rasah njajan, yen ora butuh yo rasah njaluk, yen ora kuwat yo gampang sambat, yen sambat ora direken yo ngamu'o, yen wis kesel yo lereno...
Like · · Share · December 8 at 12:14pm

Sabtu, 17 Desember 2011

Syaithonul Insi wa Syaithonul Jinni

Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَهِ النَّاسِ (3) مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)

Artinya,

1. Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.

2. Raja manusia.

3. Sembahan manusia.

4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,

5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,

6. dari (golongan) jin dan manusia.



Khonnaas diartikan syetan, waswasil khonnas diartikan bisikan setan yang tersembunyi. Dijelaskan lagi dengan ayat selanjutnya bahwa setan yang dimaksud adalah jin dan manusia. Maka kata tersembunyi sebagai usaha menafsiri kata khonnaas kemudian menjadi tidak pas karena ada kata minal jinnati wannaas. Jinnati itu sifat yang tersembunyi sedangkan kata annaas tidak mungkin tersembunyi.

Apa itu jinn?
Jinn adalah dari kata janna artinya tersembunyi/ atau tertutup. Kata majnun diartikan gila karena akalnya tertutup. Jin juga diartikan makhluk Allah yang tidak nampak secara fisik yang artinya mata kita terhalang untuk melihatnya. Bahkan kata jannah artinya sorga atau kebun, artinya suatu tempat itu dikatakan tertutup oleh rimbun pepohonan, maka dikatakan jannah, lawan dari lahan yang terbuka dan kosong.

Jadi kata jinn itu artinya yang bukan fisik jasmaniah, yang berupa ide, atau manusia, benda atau sesuatu yang imateri.

Setan, apa itu Setan. Apakah itu makhluq yang menyeramkan? Jawabanya bukan! Bahkan setan itu bisa sangat cantik yang kita idam idamkan. Gambaran tentang kuntilanak, suster ngesot, tuyul, genderuwo, atau sebangsanya itu bukan dalam katagori setan dan juga bukan pula kategori jinn. Mereka adalah bangsa hewan di alam imateri atau alam mitsal yang dengan bahasa umum kita sebut jantari. Sifat sifat jantari memang liar, karena mereka adalah binatang. Dan sebagaimana binatang di alam kita, mereka juga bisa dipekerjakan oleh oknum oknum yang mengaku spiritualis, dukun atau bahkan mengaku kyai atau gus.

Setan itu sifatnya, dan fisiknya bisa menempel pada barang materi atau imateri. Dalam diri manusia setan itu secara wujudnya kita sebut nafsu (ammaroh, lawwamah, sawwalat). Maka setan dikatakan mengalir bersama darah itu artinya nafsu kita ada dalam setiap sel sel darah kita. Kalau dikatakan kita makan tidak membaca bismillah maka yang makan adalah syetan artinya sosok kita yang sedang makan itu tak lebih adalah setan. Dan ketika kita ingat di tengah tengah dengan membaca bismillah awwalahu wa akhirohu,kemudian setan itu memntahkan makanan, artinya citra diri kita yang sedang makan sudah pulih menjadi manusia lagi, sosok manusia yang sedang menikmati anugerah dari Allah lewat makanan yang dikirim Allah dan dipenuhi rasa syukur yang teramat sangat.

Apa itu setan manusia? Setan manusia adalah wujud fisik manusia yang mengompori potensi nafsu kita. Apa itu setan Jin? Yaitu wujud imateri yang melakukan hal yang sama denga setan manusia. Gambaran lebih jelas adalah ketika ada perempuan cantik menebarkan pesona, merayu, bahkan menggerayangi seorang laki laki, maka itu disebut setan manusia. kalau laki laki itu bisa membebaskan diri darinya dan selamatlah ia dari tipudaya wanita itu, tetapi di rumah masih kepikiran dan membayangkan betapa menggiurkan sentuhan wanita itu maka dapat dikatakan dia lepas dari setan manusia tetapi tidak lepas dari setan jinn. Bayangan imateri yang ada di dalam hati, dalam bayangan, itulah jinn, walaupun seolah bayangan itu kita munculkan sendiri. Memang jinn itu bukan makhluk lain, melainkan makhluk yang kita ciptakan sendiri, kita di sini maksudnya adalah bala tentara nafsu yang bekerja di dalam diri, sehingga kita menyebut itu diri kita karena seolah nafsu itu kita, nafsu yang membelit itulah setan, yang kita kadang tidak bisa membedakan mana diri kita dan mana setan? Kita ini setan? atau manusia? ....Renungkanlah dengan lembut!

Selasa, 14 Juni 2011

Rahasia Maka Peliharalah

Pada hakikatnya setiap pejalan akan diberi kesempatan untuk mengenalNya walau sekejap. Tapi benarkah kita seorang pejalan. Tentunya prinsip takholi dan tahalli yang tidak boleh dilepaskan. Takholli melepaskan sifat madzmumah seberat apapun adalah wajib. Penyakit madzmumah itu adalah nafsu amaroh, lawwamah dan sawwalat. Dengan memerangi nafsu nafsu itu disebut pula mujahadah. Setelah takholli yaitu tahalli yaitu memperindah dengan menghidupkan sifat sifat terpuji yaitu nafsu sawiyah dan muthma’innah. Proses mengisi dengan sifat terpuji disebut pula riyadhoh. Proses takholli dan tahalli berjalan bersama. Orang yang pejalan seperti ini dijamin kema’rifahannya walau sekejap. Apabila sudah sampai maka tutupi jangan dibuka. Ada rahasia rahasia yang haram dibuka. Allah pada diriNya ada rahasia jika dibuka niscaya batallah kenabian. Dan bagi kenabian ada rahasia, kalau ddibuka niscaya batallah ilmu, dalam keulamaan juga ada rahasia, kalau dibuka rahasia keulamaan maka batallah hukum hukum.
Subhanalladzi asro... asro artinya berjalan di malam hari. Ada kata taukid lagi “lailan” di malam hari. Kenapa harus malam? Menandakan malam itu satu waktu atau sebuah tempat yang diistimewakan dimana oksigen murni merambah kepada hamba hamba yang sengaja mengabdi pada Allah. Oksigen siang itu relatif kotor karena manusia melek pada siang hari. Nafas yang keluar dari orang orang membawa data data yang terkotori oleh niat jahat. Pada saat malam hari orang tidur sehingga nafasnya jernih karena tidak ada niat jahat yang keluar. Sehingga malam hari lebih baik daripada siang hari karena niat jahat dari nafas nafas itu tidak mengkontaminasi udara.
Barokna haulahu (keberkahan dunia) linuriyahi min ayatina. Linuriyahu artinya kecerdasan atau wawasan lahir bathin sehingga bisa melihat rahasia rahasia yang sudah berlalu dan akan terjadi. Rahasia rahasia itu tidak boleh dibuka, dijaga dengan tetap menjauhi larangan dan mengerjakan kewajiban. Bisa dipastika orang yang menuju Allah dengan tidak cacat kaifiyatnya maka sudah bisa dipastikan keberkahannya, artinya dia tidak mengalami kesulitan, tidak dikejar hal hal yang elementer. Bukan dia yang akan mengejar dunia tapi dunia yang akan mengejarnya. Bisa jadi baru melihat nasi sudah menjadi kenyang sendiri, jadi tidak usah khawatir kelaparan dalam menuju Allah. Tetapi juga salah kaprah bila berjalan kepada Allah kemudian meninggalkan kasab.