Selasa, 30 Maret 2010

Tauhidus Sifat

Kaifiyat tauhidussifat memandang segala sifat yang berdiri pada dzat adalah sifat Allah. Tidak ada yang mendengar kecuali dengan mendengarnya Allah. Tidak ada bagi hamba sekalian itu mempunyai sifat, kecuali hanya sebagai madzhar sifat Allah. Mengesakan Allah ta'ala dalam segala sifat, sirna semua sifat mahluk di bawah sifat Allah. Sifat sifat 20 itu pada hakikatnya adalah yang dikehendaki dalam asma'ul husna. Pandang, syuhud, baik dengan mata kepala atau mata hati, i'tiqodkan hasiul pandangan syuhud tersebut yakini bahwa segala sifat yang berdiri pada dzat yang madzhar pada mahluk seperti sifat qudroh irodah ilmun hayatun sama' bashor kalam semua itu nyata terlihat dan dirasakan oleh kita bahkan oleh mahluk lain bahwa itu semua bersifat majazi (ja'iz/ ada tapi bukan milik. Hakikatnya yang memiliki semua sifat itu adalah Allah. Orang yang mengakui yang bukan haknya itulah seburuk buruk orang dan itulah yang disebut bid'ah dzolalah.Sifat yang berdiri pada dzat Allah yang bisa kita ketahui adalah kuasa, berkehendak,ilmu, hidup, mendengar, dan berkata (sifat maani) sifat sifat itu ada pada manusia yang kemudian menjadi sifat ma'nawiyah (subyek). berkuasa menjadi yang berkuasa, berkehendak menjadi yang berkehendak dll. Subyek yang ada pada mahluk itu menjadi madzhar nya Alloh sebagai sifat yang majazi. Yang terasa pada kita itu hakikatnya milik Allah, sebut saja itu adalah sekedar pinjaman. Diumpamakan seperti cahaya, itu adalah cahaya Allah. seperti bumi menjadi terang bukan karena bumi itu terang tetapi karena cahaya matahari yang menyinarinya. Jika sudah benar, tahqiq, cara poandang, cara syuhud, niscaya kita akan tenggelam.

Jumat, 26 Maret 2010

NUR, ILMU, ILHAM, FIKIR. AKAL

Kecerdasan intlektual adalah nur yang sampai ke dinding hati. Kecerdasan spiritual adalah nur yang sampai masuk kedalam hati. Kecerdasan jiwa adalah apabila nur itu menerangi jiwa orang itu. Ilmu itu bisa lewat belajar bisa lewat ilham. Ilham bisa berupa ilhamul haq bisa berupa ilham am. Ilhamul haq berbanding dengan ilhamul bathil. fa alhamaha fujuroha wa taqwaha. Fujur maksudnya ilhamul bathil dan taqwa adalah ilhamul haq. Maling bisa jadi lebih cerdas dari pada yang mengawasi. Iblis bisa jadi lebih cerdas daripada malaikat.
Ilmu itu bisa lewat mimpi, mimpi bisa berupa ilmu yang bisa dita'wilkan sebagai tanda. Mimpi bagi auliya' adalah ilhamul haq. Mimpi bagi ambiya' adalah wahyu.

Nur yang sampai masuk ke dalam hati adalah ilmu agama, yang memeantul bukan ke fikir tapi ke akal. dalam alqur'an ada dua istilah afala tatafakkarun dan afala ta'qiluun. Ta'qiluun itu muatan spiritualitas.Fikir itu sifatnya umum, semua mahluk termasuk hewan itu mempunyai fikir.Fikir itu untuk memelihara jasmaninya dan untuk menyemarakkan dunia.

Cinta itu adalah sifat dan wujud diriNya. Wujudnya adalah arrohman arrohim, cinta itu rohman nggak pilih kasih.

la tasihhul ibadah illa bima'rifatil ma'bud

Selasa, 23 Maret 2010

Tauhidul Asma (4)

Nama ada dua pengertian:
1. Ismun Jami' : menghimpun, memandang yang banyak pada yang satu.
2.Ismun mani' : mencegah, memandang yang satu pada yang banyak, mencegah selain Allah.
Apabila melhat orang yang sabar maka hendaklah syuhud, bahwa sabar itu adalah nama Allah assobuur.
falillahi asma'ul husna fad'uhu biha. Allah ta'ala menentukan dirinya dengan nama bukan dengan sifat. Dan sesungguhnya yang kamu seru itu adalah dia yang mendengar (sami'un).
Kalo Alloh itu bersifat berarti Alloh itu majhul, karena yang butuh sifat adalah dzat yang tidak diketahui.
Tauhidul asma' adalah maqom kedua yang dianugerahkan kepada salik, maqom ini adalah natijah dari maqom pertama (tauhidul af'al), dan yang akan menyampaikan maqom selanjutnya (tauhidus sifat).
Ismun jami' syuhudul katsroh fil wahdah, sekalian alam ini adalah dari Allah yang satu
Ismun mani' syuhdul wahdah filkatsroh, dari Allah jua lah terbitnya alam semesta. Sekalian alam ini adalah madzharnya Alloh.
Kita kendatipun faham tentang ilmu tauhid tetapi tidak boleh meninggalkan etika, syariat. Oleh karena itu uraian tauhid tidak boleh meninggalkan syari'at. Simpan tauhid sebgai syuhud musyahadah, jalankan syariat dengan baik dan benar sesuai perintah, contoh nabi.
Ismun jami' menghimpun nama nama Allah dalam asmaul husna. Nama yang baik itu adalah predikat kita. Ismun mani' adalah nama yang tak pantas. Nama buruk kita juga punya yaitu panggilan panggilan yang kita tak pantas menempatkan pada tempat sakral.
Contoh: nama asli Jony, ada nama panggilan,meong, nggak mungkin nama panggilan dtempatkan pada ijazah, atau KTP.
Simpan semua nama, ungkapkan yang baik pada Allah, ungkapkan yang buruk kepada hamba, meski hakikatnya semua milik Allah.
Tulkiyem itu hakikatnya nama Allah, tapi harus dicegah menjadi nama Allah dan biarkan menjadi nama hamba itu, tulkiyem itulah ismun mani'.
Sami'un bashirun itu nama Allah, dan harus dikembalikan pada Allah, Apa bila kita mendengar dan melihat maka yang sami'un bashirun itu adalah Allah, sami'un bashirun itulah ismun jami'.

Sabtu, 20 Maret 2010

Marah Haram Haram Marah

Meredam marah ada dua, yaitu dengan ilmu dan dengan amal.
Ada enam perkara yang berkaitan dengan ilmu:
1. Diingat akan firman atau hadis tentang kelebihan orang yang mengendalikan marah
2. Hendaklah ia menakuti diri sendiri akan siksa Allah terhadap orang marah.
3. Hendaklah introspeksi ke dalam diri bahwa marah akan membuat susah dirinya sendiri.
Orang yang suka berkelahi itu akan dijauhi malaikat hafidzoh dan malaikat rohmah. Malaikat khafidzoh yang akan membawa kita ke akherat, sedang malaikat rohmah yang mengurusi kita di dunia berkaitan dengan rejeki. Orang tukang berantem akan jauh rejeki.
4. Harusnya ia berfikir bahwa orang marah itu kelihatan mukanya jelek, merah, rupa binatang. Lihatlah mukanya sendiri ketika marah! persis orang lagi ngeden.Energi tersedot ke muka, energi marah (panas) itu akan menjadikan muka keriput.
5. Hendaknya memikirkan apa yang menyebabkan marah.Marah itu dari syaithon.
6. Orang marah itu hakikatnya sedang tidak suka dengan perbuatan Allah, karena hakikatnya keadaan itu di datangkan oleh Allah untuk menguji kita.

Jumat, 19 Maret 2010

Cahaya Ilahi

Tidak perlu kita mengharap pahala, karena itu adalah sesuatu yang dengan sendirinnya kita terima, seperti halnya tiap bulan gajian, tidak perlu berharap, ditunggu atau tidak ditunggu.Biarkan Allah yang menentukan.Pahala adalah hak bagi orang yang beramal kebaikan.Mengharap sorga adalah justru menyekutukan dalam beramal, maka amal itu akan dikembalikan lagi. Jernihkan hati agar Nur sampai pada hati.

anwarun udzina laha fil wusuli wa anwarun udzina laha fiddukuhuli

Ada beberapa nur yang bisa sampai ke dinding hati dan ada nur yang diidzinkan masuk ke dalam hati.
Apa itu NUR? Nur itu anugerah, hidayah, nurrohman kasih sayang. Ke dinding hati maksudnya bisa menerangi fikir jiwa intlektual. Nur itu mengolah naluri kemudian berkreatif akhirnya bisa tercipta sesuatu seperti listrik, mobil, sampai menyemarakkan dunia. Hakikatnya itu adalah Nur Allah, maka pahami nur itu sebagai anugerah (minnah).Nur ke dinding hati ini namanya Islam.Nur bagi seorang salikin yang mubtada.
Barangsiapa sampai pada hakikat islam maka dia tidak mampu untuk berhenti beramal. Beramal baik ritual maupun sosial.
Nur yang diidzinkan masuk ke hati adalah iman, orang yang mencapai hakikat iman dia tidak kuasa untuk berpaling dari beramal.Nur masuk ke dalam hati itu minimal derajatnya seorang salikin yang muntaha.Ciri khasnya adalah lapang hati mudah memaafkan bahkan sebelum orang minta maaf.Sudah mulai meninggalkan dunia yang ghurur menuju akherat yang khulud.Menunggu nunggu datangnya mati sebelum datang nya mati,artinya siap menerima resiko yang terburuk sebelum taqdir Allah sampai padanya.
Nur itu masuk ke dalam hati, sedang hati itu bertingkat tingkat, ada yang mengatakan tujuh ada yang mengatakan lima.
1. hati sodron (dinding hati) tempat islam (nurul islam)
2. qolb, iman (nurul iman)
3. fuad, ma'rifah (sebagai tempat nurul ma'rifah)
4. syaghof, cinta (nurul mahabbah)
5. Lubban, tauhid (nurul wahdah)
6. Sirri,asror (nurul asror)
7. Nur hakiki (nur ana Allohu ahad)

Selasa, 16 Maret 2010

Tauhidul Asma' 3

Penggambaran sebuah kaca yang beraneka warna dan dihadapkan ke matahari, maka terciptalah berbagai macam warna di atas bumi. Maka warna itulah gambaran berbagai macam karakter manusia. Kita meyakini bahwa sumber semua adalah Allah. Kita melihat macam tingkah polah manusia, diam berjalan bekerja, itu adalah ekspresi berbagai macam jiwa. Jangan melihat warna warna itu, tapi lihatlah sumbernya. Kalau sudah kita melihat sumbernya maka yang ada hanya ahad. Kemauan kemauan itu adalah wilayah jiwa atau alam misal. Setiap nama akan berdiri pada yang dinamakan. Hati hatilah pada tamsil tamsil.Apabila Tajali Allah dengan asmaNya, apabila Allah itu nyata pada hamba, niscaya melihat segala akwan itu bagi hamba hakikatnya ialah perwujudan haq ta'ala. dhohirnya akwan itu tidak bisa berdiri dengan dirinya. Mustahil akan ada bias cahaya warna merah atau yang lain kalau di atas kaca itu tidak ada cahaya matahari. Semua warna itu adalah perwujudan sumber cahaya yang murni. Jangan terperdaya dengan berbagai macam warna. Hakikat semua itu harus dilihat bahwa berdirinya itu adalah haq Taala. Tidak akan kuasa.Biasanya salikin akan kesusahan membedakan antara akwan (hamba) dan haq ta'ala (kholiq). Maka ini menjadi kemelut yang apabila tidak ada mursyidnya salikin akan tersesat. Siapapun yang melihat nama perbuatan berbentuk sifat berdiri pada zat, kita harus meyakini bahwa itu adalah hakikat wujud dirinya. Hamba itu pada saat didhohirkan menjadi hukum sunatulloh, soial, syari'at, yamg telah ditetapkan rosulnya. Sebutan hamba, mahluk, itu sebagai ucapan, label, kata kata, apapun yang terungkap oleh kata kata wajib disyari'atkan,dan dipahami dengan bahasa setempat. Sikap hati aqidah wajib memandang bahwa itu wujud Allah. Kiri kanan depan belakang adalah wujud Allah, yang tidak harus diproklamirkan. Melainkan dirasakan dalam hati.Pada saat taroqi dan tanazul. Cukup menempatkan posisi apapun yang diungkapkan apapun yang dikatakan dengan bahasa syari'at. Jangan meneyebut sesuatu itu dengan hakikat kecuali dalam ta'lim.Haram mengucapkan dan mengatakan tentang hakikat, harus disesuaikan dengan bahasa yang difahami. Meneybut kata kucing hakikatnya adalah namaNya, nama itu nggak harus dirubah tetapi yang dirubah adalah sikap hati kita, nama kucing tetap menjadi kucing. Ditakutkan pada saat mabuk didengar oleh orang orang yang bukan ahlinya, akan menjadi fitnah. Sebagai mana pada Muhammad mansur al Halaj, terlepas itu intrik politik, beliau dengan lantang mengatakan Ana Al Haqq. Orang yang mabuk tidak boleh diikuti, tidak boleh dijadikan guru. Tidak berlaku hukum pada tiga orang : orang tidur sampai bangun, orang gila sampai waras, anak anak hingga baligh.

Selasa, 09 Maret 2010

Tauhidul asma (2)

Nama Allah adalah esa yang tak ada lawan, atau bandingannya. Allah itu isim alam, sudah berbentuk nama, yang nggak bisa diterjemahkan lagi. Maka Allah nggak bisa diganti dengan Tuhan, Allah adalah nama bagi dzat wajibul wujud.
Nama yang banyak itu hakikatnya yang memberi adalah Allah, nama nama itu harus diesakan. Yang pertama kali diajarkan nama adalah nabi adam.Pada saat itu adam diajarkan nama nama, dan malaikat belum diajarkan. Sampai ke kita ada banyak kosakata.Setiap nama orang di dunia ini bisa diesakan dengan satu nama yaitu manusia. Semua yang ada di jagat ini bisa diesakan dengan kata makhluq.Semua yang ada pada diri kita bisa diesakan dengan menghilangkan dzon (sangka). Nama nama yang berbeda dari tempat tempat berbeda itu hasil dari sangka. Sedangkan nama asli (hakikat)ada setiap pada benda.Sebuah benda yang kelihatannya mati padahal bisa berkomunikasi apabila dipanggil dengan nama hakikatnya. Nama nama yang sampai ke kita adalah nama yang jaiz hasil dari sangka. Untuk menghilangkan sangka, maka yakini bahwa kita sedang menyebut yang hakikatnya tidak ada. Inilah prinsip takholi. Ketika kita menyebut air, tanah, mobil, kita yakini bahwa yang kita sebut itu tidak ada. Hakikatnya hanya ada satu nama yaitu Allah, itulah tahalli (mengisi).Setelah itu baru akan nyata tajalli.

Jumat, 05 Maret 2010

Mengusir syahwat

la yukhriju syahwata minal qolbi illa khofun mudz'iju aw syouwqun mughliqun

Tak bisa mengusir syahwat dari hati kecuali oleh ketakutan yang menggetarkan atau kerinduan yang meranakan.
Ketakutan itu bisa berupa adzab. Adzab dunia berupa gelisah hati, api dalam hati, khutomah, narullohil muqodah allati tatholi'u alal af'idah. Penderitaan hati yang tidak bisa dirasa oleh orang lain, adzabun alim, seperti penderitaannya orang orang munafiq, adalah contoh adzab dunia. Suami pulang malam dari maksiyat, sebelum istri marah, dalam hatinya sudah ada penderitaan, makanya marah duluan sebelum ditegur. fiqulubihim marodzun fzadahum marodzo. Mari kita kosongkan hati kita dengan minta maaf dan memaafkan.Adzab akherat berupa siksa neraka.
Ketakutan yang lain adalah takut kalau Alloh tidak memberikan rahmatNya, ketakutan kalau Alloh berpaling dari kita, tandanya Allah berpaling adalah apabila tidak dicintai oleh para arifin, apabila mursyid kita membenci.
Kerinduan itu adalah rindu dengan kebahagiaan akherat. Kebahagiaan dunia adalah melalui nafsu dan menjadi maksiyat, sedang kebahagiaan akherat adalah abadi. Sorga akherat itu benar adanya, ahli sorga itu istimewa, tidak ada sakit, tidak ada pusing, tidak ada salon kecantikan karena semua sudah cantik, oleh para bidadari mereka turun ke danau yang harum wangi, kamarnya ada tujuh ruang, ada tujuh tempat pakaian, tempat tidur, ada meja makan khusus tersedia dengan hidangannya, setiap nampan ada tujuh rupa macam bentuk makanan, ada buah buahan lengkap, sangking empuknya kasurnya bisa mental ke langit tujuh, susah dibayangkan karena nggak ada susah. Istri yang rindu suaminya padahal suaminya ahli maksiyat dan ada di neraka, Allah dengan gampang mengkloning yang sama persis sehingga kerinduan istri bisa terkendali. Fasilitas sorga ada yang nggak lengkap juga yaitu bahwa disorga tidak ada WC umum. Ada sungai sungai yang mengalir, sungai madu, sungai susu. Konsekwensi rindu terhadap sorga adalah

Selasa, 02 Maret 2010

Tauhidul Asma' (1)

Tauhidul Asma adalah mengesakan Allah pada segala nama, yaitu mengesakan yang dinamakan. Bukan diartikan mengesakan nama Allah. Allah tidak perlu diesakan sudah sendirinya esa.Yang diesakan adalah sangka dari diri kita sehingga munculah ahad. Sangka yang terkadang memecah belah membuat firqoh firqoh.Engkau pandang dengan mata kepala dan engkau syuhud dengan mata hati, maka segala asma yang ada pada maujud adalah asma Alloh.Tata cara memandang mengesakan Allah dalam segala nama, pandang dengan mata kepala sehingga terlihat wujud wujud lahiriyah, pada saat itu salikin akan terwarnai pandangannya dengan ilmu dari mata hati menjadi syuhud. Ada nama A atau B maka ilmu akan langsug berbicara bahwa hakikat nama itu kembali pada yang punya wujud, sedang yang punya wujud adalah Allah. Semua yang ada adalah kenyataan, setiap nama menuntut wujud musamma, setiap nama butuh wujud yang dinamakan. Tak mungkin nama tidak ada musamma. Contoh hijau, apa yang hijau, siapa yang hijau. Sesuatu nama butuh wujud, dan wujud musamma itu hakikatnya kembali pada Allah. Di sini harus hati hati jangan sampai menjadi dua atau banyak. Kaca itu diwarnai merah hijau kuning dan berbagai macam warna, diletakkan diudara menghadap matahari, maka jatuhlah warna warna kaca di atas bumi. Matahari itu wujud, sinar adalah perbuatannya. Matahari itu bukan cahaya, cahaya itu bukan matahari, namun tidak disebut matahari tanpa cahaya. Wujud masing masing kita itu beda beda, dengan warna masing masing. Ruh itu cahaya Allah yang jadi urusan tuhan, atau duta Alloh, atau boleh disebut rosul Alloh. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali sedikit, atau sedikit orang yang mengetahui.Ruh itu tidak pindah ke perbagian kita, tetapi dia menyinari secara utuh menyelimuti. Sebut saja kita punya nama, dimana nama berada? tidak ada yang ada adalah wujud musamma. Ruh bukan Allah, Allah bukan Ruh dan Ruh itu adalah daripadanya.