Sabtu, 25 September 2010

Mengerti Tidak Mengerti ini Allah....

Kenapa terlalu repot memikirkan di mana? karena di mana adalah rekayasa. Bagi yang mencipta "di mana" tidak akan terikat oleh di mana. Tsumma istawa alal arsy, Allah menempat di atas Arasy. Kata kata menempat itu sebenarnya bukan yang mewakili kalimat tersebut tapi apa mau dikata, Qur'an harus disampaikan, keterangan masalah belakangan. Terus apa hubungannya Arsy dengan Allah? Planet apakah arsy itu? Ada juga malaikat penjaga Arsy. Bayangan kita lari ke sebuah kerajaan megah dimana raja ada di dalamnya dan prajurit prajurit yang patuh setia menjaga.
Arsyu Rohman adalah wilayah qodim di mana tidak ada sifat kehambaan di dalamnya. Hanya insan kamil yang mampu bertaroqi naik kembali kepada sifat robb. Adalah wahdiyat dan naik lah ke wahdat dan lalu ahdiyat. Maka malaikat hanya akan sampai ke wilayah dibawahnya, Jibril harus mengaku tidak kuat, dan bukan tidak kuat, karena itu bukan alat untuk mengetes kuat apa tidak kuat. Akan leburlah diri hamba kembali ke maqom robb, dan jibril akan hilang kalau sampai dia masuk.
Ah itu teori yang kucuri dengar dari kalimat kalimat yang aku sendiri tak pasti, bagaimana aku bisa memastikan karena aku belum merasakan.
Saya terlanjur bersaksi Tuhan itu ada, padahal saya tidak bisa membuktikan.
Saya terlanjur mengarahkan busur cinta melesat ke titik tujuan yang aku sebut ilah.
Saya terlanjur ada walau aku tak meminta.
Alam ini menjadi ekspresiNya termasuk saya,
Dan saya terlunta lunta sampai Dia yang kupuja itu datang mengayunkan tanganNya, masak hanya Ibrohim yang di tolong, aku juga menunggu...
Yang belum percaya pada Tuhan, aku hargai karena memang susah dimengerti begini dan begitunya, lebih baik ayo rasakan saja, Tuhan ada apa tidak?

Sabtu, 18 September 2010

unwilling to say

Ada ber-ton ton beban yang ingin kusuarakan
tapi saya tak rela mengatakan karena bisa saja kemudian aku tak lagi dihormati
Terlanjur orang orang telah memanggilku ustad, rasanya nggak pantas seorang ustad curhat pada umat.
Ustad... ada apa dengan ustad, mereka tidak tahu dan keblinger memanggilku ustad
setiap kali ucapan itu ditujukan untukku sebetulnya sangat mengiris jiwa.
aku bukan ustad, dan tulisan ini seolah olah aku ustad,
padahal hanya sekedar menulis, dan pada tulisan terakhir saya akan mengelabui kalian agar aku betul betul dianggap ustad.
aku seorang laknat penghianat penuh dengan syahwat.
puas..............