Selasa, 14 Juni 2011

Rahasia Maka Peliharalah

Pada hakikatnya setiap pejalan akan diberi kesempatan untuk mengenalNya walau sekejap. Tapi benarkah kita seorang pejalan. Tentunya prinsip takholi dan tahalli yang tidak boleh dilepaskan. Takholli melepaskan sifat madzmumah seberat apapun adalah wajib. Penyakit madzmumah itu adalah nafsu amaroh, lawwamah dan sawwalat. Dengan memerangi nafsu nafsu itu disebut pula mujahadah. Setelah takholli yaitu tahalli yaitu memperindah dengan menghidupkan sifat sifat terpuji yaitu nafsu sawiyah dan muthma’innah. Proses mengisi dengan sifat terpuji disebut pula riyadhoh. Proses takholli dan tahalli berjalan bersama. Orang yang pejalan seperti ini dijamin kema’rifahannya walau sekejap. Apabila sudah sampai maka tutupi jangan dibuka. Ada rahasia rahasia yang haram dibuka. Allah pada diriNya ada rahasia jika dibuka niscaya batallah kenabian. Dan bagi kenabian ada rahasia, kalau ddibuka niscaya batallah ilmu, dalam keulamaan juga ada rahasia, kalau dibuka rahasia keulamaan maka batallah hukum hukum.
Subhanalladzi asro... asro artinya berjalan di malam hari. Ada kata taukid lagi “lailan” di malam hari. Kenapa harus malam? Menandakan malam itu satu waktu atau sebuah tempat yang diistimewakan dimana oksigen murni merambah kepada hamba hamba yang sengaja mengabdi pada Allah. Oksigen siang itu relatif kotor karena manusia melek pada siang hari. Nafas yang keluar dari orang orang membawa data data yang terkotori oleh niat jahat. Pada saat malam hari orang tidur sehingga nafasnya jernih karena tidak ada niat jahat yang keluar. Sehingga malam hari lebih baik daripada siang hari karena niat jahat dari nafas nafas itu tidak mengkontaminasi udara.
Barokna haulahu (keberkahan dunia) linuriyahi min ayatina. Linuriyahu artinya kecerdasan atau wawasan lahir bathin sehingga bisa melihat rahasia rahasia yang sudah berlalu dan akan terjadi. Rahasia rahasia itu tidak boleh dibuka, dijaga dengan tetap menjauhi larangan dan mengerjakan kewajiban. Bisa dipastika orang yang menuju Allah dengan tidak cacat kaifiyatnya maka sudah bisa dipastikan keberkahannya, artinya dia tidak mengalami kesulitan, tidak dikejar hal hal yang elementer. Bukan dia yang akan mengejar dunia tapi dunia yang akan mengejarnya. Bisa jadi baru melihat nasi sudah menjadi kenyang sendiri, jadi tidak usah khawatir kelaparan dalam menuju Allah. Tetapi juga salah kaprah bila berjalan kepada Allah kemudian meninggalkan kasab.