Selasa, 23 Februari 2010

Ma'rifatulloh, dan Arifin Billah

Nasi nggak bisa memberi atsar kenyang, air pun ngak bisa memberi atsar dengan hilangnya dahaga. Itu hanya hukum yang berlaku yaitu hukum sebab akibat. Pada saat kita paham atsar dan hukum, jangan kita tanya kenapa Allah melakukan demikian. Hendaknya jangan bertanya tentang apa yang diperbuat Allah. Maqom tauhidul af'al adalah yang paling dasar diantara orang yang arif billah (arif billah dalam tataran ilmu)
Ma'rifatul ilmi adalah mengenali Allah dengan jalan mempelajari ilmu (ada empat tingkatan : ilmal yaqin, ainal yaqin, ainal yaqin, akmalul yaqin)
Ma'rifatul ain adalah orang yang sudah mulai mempraktekkan syuhud musyahadah meski banyak lalai
Ma'rifatul haq orang yang sudah banyak syuhud musyahadah daripada lalai

Ada majdzub billah, ada majdzub bil masyayikh (bil mursyid), di ambil oleh mursyid di bimbing menuju ma'rifat.
Arifin billah, adalah orang yang telah ma'rifatul abdi wa robbi.
Masih merasa nikmatnya makan artinya masih ada efek jasmaniah, berarti masih ada efek kehambaan, karena masih merasa hamba artinya harus memberikan hak hamba, hak hamba beribadah, lemah, butuh pada tuhannya.
Apabila sudah masuk ke wilayah ruhaniyah, maka akan ma'rifaturobb, akan mengenal ruh, ruh itu tidak makan, melihat tanpa mata, mendengar tanpa telinga

Tidak ada komentar: