Jumat, 14 November 2008

DZIKIR DAROJAH DAN DZIKIR FADHILAH

Dzikir adalah makanan atau lebih tepat lagi adalah nafas setiap hari para ahlussufi. Kita sebagai mahluk biasa yang tak pantas disebut sufi bukan berarti tak layak melakukan hal yang sama bahkan diperintah meskipun tidak dengan amar yang wajib, ingatlah padaku aku akan mengingatmu, ingatlah padaku maka hati akan tentram, dzikir semakna dengan ini adalah dzikir di luar sholat yang hukumnya sunnah.
Dzikir adalah ibadah sirri sehingga ulama' fiqh akan kerepotan untuk mengatakan wajib atau tidak persoalan hukum berdzikir. Di dalam sholat tentu kita wajib membaca Fatihah, tahiyat, takbir, dan salam. tapi apakah semua itu bisa dikatakan dzikir?? belum tentu. Lalu apakah bila mereka hanya membaca tanpa gerakan dalam hati kemudian sholat mereka tidak sah? tidak kan?
Jadi jelas Dzikir adalah sirri tidak bisa dihukumi wajib atau tidaknya dengan ilmu dhohir. Sehingga seruan Alloh itu adalah bukan taklif wajib melainkan panggilan mesra bagi jiwa jiwa yang berhubungan dengan Dia.
Siapa saja bisa melafalkan tahlil dengan mulutnya, tapi tidak dengan hatinya, dan siapa saja bisa melafalkan dengan hatinya tapi tidak dengan ruhnya, siapa saja bisa mesra bergelayut dengan mistis lafal ini tapi tak dapat apa-apa kecuali sensasi rasa dekat yang hipnotis. Maka perlu Mursyid pembimbing sehingga tidak hanya fadhilah yang kita dapat melainkan secara kaafah kita menyatu dengan Allah mendapat Darojah.
Hanya melalui guru yang muttashil dengan pemilik lafal itu yang merantai kebawah melalu Jibril, melalui Rosululloh, dan melalui para auliya'.
Kecuali anda adalah Rojulun Mulham yang langsung seperti Uweys Alqornie mendapat bimbingan langsung dari Alloh sehingga dari kejauhan Rosululloh mengenalnya tanpa pernah bertemu. Siapa sih kita ini, masak memimpikan seperti itu???????

Tidak ada komentar: