Selasa, 02 Maret 2010

Tauhidul Asma' (1)

Tauhidul Asma adalah mengesakan Allah pada segala nama, yaitu mengesakan yang dinamakan. Bukan diartikan mengesakan nama Allah. Allah tidak perlu diesakan sudah sendirinya esa.Yang diesakan adalah sangka dari diri kita sehingga munculah ahad. Sangka yang terkadang memecah belah membuat firqoh firqoh.Engkau pandang dengan mata kepala dan engkau syuhud dengan mata hati, maka segala asma yang ada pada maujud adalah asma Alloh.Tata cara memandang mengesakan Allah dalam segala nama, pandang dengan mata kepala sehingga terlihat wujud wujud lahiriyah, pada saat itu salikin akan terwarnai pandangannya dengan ilmu dari mata hati menjadi syuhud. Ada nama A atau B maka ilmu akan langsug berbicara bahwa hakikat nama itu kembali pada yang punya wujud, sedang yang punya wujud adalah Allah. Semua yang ada adalah kenyataan, setiap nama menuntut wujud musamma, setiap nama butuh wujud yang dinamakan. Tak mungkin nama tidak ada musamma. Contoh hijau, apa yang hijau, siapa yang hijau. Sesuatu nama butuh wujud, dan wujud musamma itu hakikatnya kembali pada Allah. Di sini harus hati hati jangan sampai menjadi dua atau banyak. Kaca itu diwarnai merah hijau kuning dan berbagai macam warna, diletakkan diudara menghadap matahari, maka jatuhlah warna warna kaca di atas bumi. Matahari itu wujud, sinar adalah perbuatannya. Matahari itu bukan cahaya, cahaya itu bukan matahari, namun tidak disebut matahari tanpa cahaya. Wujud masing masing kita itu beda beda, dengan warna masing masing. Ruh itu cahaya Allah yang jadi urusan tuhan, atau duta Alloh, atau boleh disebut rosul Alloh. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali sedikit, atau sedikit orang yang mengetahui.Ruh itu tidak pindah ke perbagian kita, tetapi dia menyinari secara utuh menyelimuti. Sebut saja kita punya nama, dimana nama berada? tidak ada yang ada adalah wujud musamma. Ruh bukan Allah, Allah bukan Ruh dan Ruh itu adalah daripadanya.

Tidak ada komentar: